Beberapa kali dia perlu mobil. Mau kondangan, besuk kerabat yang sakit, lebaran, jalan-jalan bawa anaknya, dia pinjam mobil kami. Tentu saja dia kasih sebagai pengganti sewanya. Kadang kasih 200 ribu, kadang 250 ribu, pernah juga 300 ribu. Per hari. Dan selama ini, hanya dialah yang pernah menyewa mobil itu.
Akhir Agustus lalu, dia bilang ke Gipau mau sewa mobil seminggu. Lalu Gipau minta izin ke saya. Karena mobil memang gak kami pakai kemana-mana, ya sudah. Kasih aja. Hitung2an emak-emak, lumayan dapat uang sewa seminggu. Ivan langsung kasih uang sewa seminggu, 2.1 juta. Seperti biasa, kami kasih kunci dan STNK.
Seminggu, dia belum balikin. Katanya masih dipake bosnya ke luar kota. Ke Cirebon. Lalu dia minta perpanjang seminggu, ntar sewanya ditransfer. Lagi-lagi karena kami belum perlu juga, ya saya oke kan. Walaupun sewanya belum dia transfer, saya gak curiga. Mungkin nanti pas balikin mobil, dia akan bayar. Begitu pikiran saya. Minggu ketiga, saya mau pakai mobil, tapi dia belum balikin juga. Dia minta perpanjang lagi.
“Ntar sewanya sekalian saya transfer sama yang minggu kemarin.”
“Bukan soal itu. Saya perlu mobilnya. Ada pesta dan 2 arisan yang harus saya hadiri minggu ini. Tolong kembalikan segera.”
Pertengahan minggu ke 3, mungkin supaya saya yakin, dia transfer Rp1.2 juta. Kata dia, sisanya nanti akan dibayarkan pas kembalikan mobil. Aku percaya.
Minggu ke 4, aku mulai gak sabar, curiga. Aku desak terus supaya mobil segera dikembalikan. Dia ngeles macam-macam. Bosnya sedang sakit lah di Cirebon, padahal (katanya) dia sudah sengaja ke Cirebon jemput mobilnya. Yang masuk ICU lah bosnya, gak bisa diajak ngomong lah, gak tau kunci dimana, dan seterusnya. Lalu janji besok pasti akan pulang ke Depok bersama mobilnya.
Besoknya, ngeles lagi. Pulangnya gak lewat tol, jadi lama.
Dua hari kemudian, dia bilang lagi di Bandung, nganterin bosnya. Aku minta share lokasi, gak mau. Aku telpon video call, gak diangkat. Aku minta fotokan mobilnya sebagai bukti bahwa mobil saya beneran ada, gak mau.
Besoknya lagi, dia bilang sore ini habis Isya jalan ke Depok. Jam berapa pun nyampai di Depok, dia akan langsung antarkan mobil ke rumah.
Besoknya lagi, begitu terusss…..!
Akhir minggu ke 4, karena aku sudah marah sekali, dia transfer Rp1.2 juta sebagai jaminan bahwa dia gak akan macam-macam. Saya bilang, saya perlu mobilnya! Saya banyak acara dan perlu banget mobilnya. Dia tetap janji besok…besok…besok…!
Minggu ke 5, dia bilang mobil di Jambi.
Besoknya lagi di Palembang.
Besoknya lagi di Lampung, malam akan nyebrang ke Merak.
Besoknya, ngeles lagi, gak jadi nyebrang karena gelombang tinggi.
(Si bodat ini bener2 ngibulin gue. Orang Sumatera, yang lahir dan besar di air, dia kibulin habis-habisan. Sejak kapan gelombang tinggi membuat orang gak bisa nyebrang? Emang nyebrang bawa mobil naik getek? Tolol!)
Saya lelah! Capek. Stress. Lapor ke polisi, kirim somasi, segala macam upaya sudah kami coba lakukan.
Dari grup paguyuban Depok ketahuan bahwa Ivan ini ternyata residivis, pernah dipenjara oleh Polres Jagakarsa karena kasus mobil juga. Dia juga sedang dicari banyak orang karena penipuan. Ada yang tertipu 28 juta, ada yang 10 juta, 2 juta, macam-macam. Entahlah, setan apa yang merasukinya.
Saya? Saya sedang berusaha iklas. Walau setiap ingat mobil itu, jujur, saya sedih. Pedih. 😢
Saya bukan orang berada yang kalau ingin sesuatu tinggal bilang, atau tinggal order. Saya hanyalah PNS biasa yang gak punya jabatan, gak punya harta, banyak tanggungan. Saya hanya berusaha mendapatkan sedikit rezeki dengan mengerjakan apa saja yang halal yang bisa saya kerjakan.
Waktu saya mendapatkan hadiah dari DIKTI (tahun 2013) sebagai pustakawan berprestasi tingkat nasional, hadiah itu langsung saya buat untuk DP mobil. Pikir saya, supaya ada kenang-kenangan hasil prestasi saya. Selama 3 tahun saya nyicil dengan upaya keras. Menyisihkan uang buat nyicil mobil dari gaji yang sangat pas-pas an itu, perjuangan berat buat saya. Gali lobang tutup lobang. 😢😢
Tapi sudahlah, jika bukan rezeki saya lagi, saya iklaskan.
Saya putuskan berbagai kisah ini, semata-mata supaya tidak ada lagi orang yang tertipu oleh Ivan Kurniawan ini.
Silakan diamati tampangnya, siapa tau dia berkeliaran di tempat tinggal kalian, khususnya teman-teman yang tinggal di sekitaran Depok. Itu adalah mobil saya yang dia bawa kabur, Xenia Family Black - B 1893 ZFJ.
Biarlah semesta yang menyelesaikan semuanya, saya hanya ingin bekerja dengan tenang, mencari rezeki dengan bekerja benar. Kiranya Tuhan menolong saya. God bless you all! 🙏
https://www.facebook.com/groups/motuba.id/permalink/1621672427988668/
Ada kebutuhan Project sablon kaos untuk acara anda ? Hubungi workshop sablon kaos Bar-Cloth .. www.bar-cloth.com
Loading...