05 January 2020

Sunday, January 05, 2020

Menggusur dominasi merk papan atas dengan bermodal setup mesin kelas menengah (snapdragon 730G) dan gimmick 108MP kamera, skor benchmark dari dxomark.com untuk kamera Xiaomi Mi CC9 Pro / Xiaomi Mi Note 10 berhasil mengungguli setup mesin kelas atas (snapdragon 855 dan Apple A13 Bionic) dari merk terkenal seperti Samsung, Apple, terlebih lagi Oppo, Oneplus, Google dan Asus.

Berikut ringkasan penilaian dxomark pada penta (5) kamera Mi Note 10 Pro :
-Skor Exposure and Contrast-nya hanya satu level di bawah
Huawei Mate 30 Pro
-Skor Color satu level di bawah Samsung Galaxy S10+
-Skor Autofocus satu level di bawah Huawei Mate 30 Pro
-Skor Texture mencapai level tertinggi
-Skor Noise satu level di bawah Huawei Mate 30 Pro
-Skor Zoom mencapai level tertinggi diantara seluruh kompetitor
sumber : https://www.dxomark.com/xiaomi-mi-cc9-pro-premium-edition-camera-review/

Smartphone ini dipasarkan secara resmi, artinya mencapai nilai TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sesuai ketentuan, harganya cenderung sangat ekonomis (Rp 7.000.000 kembali Rp 1.000) dibandingkan setup mesin yang sama pada merk lainnya. Apalagi dengan storage besar 256GB dan ram 8GB layar lengkung AMOLED, Under Display Fingerprint dan NFC, memenuhi kebutuhan dan memanjakan konsumen.

Mi Note 10 Pro dibekali baterai 5.260mAh dengan fast charging 30Watt (0 s/d 100% hanya 65 menit), pengalaman saya menggunakan smartphone dengan setup mesin yang hampir sama (Snapdragon 730), yaitu Xiaomi Mi9T, baterai 4.000mAh-nya untuk pemakaian sehari-hari (chat, telfon, medsos, foto dan video serta game ringan) sanggup bertahan hingga 12 jam. Apalagi dengan 5.260mAh ini, tentu dapat bertahan untuk waktu yang lebih lama.

Berdasarkan hasil penelitian berbagai sumber, nilai ekonomis sebuah smartphone maksimal hanya mencapai 2 tahun (12 bulan), dengan perhitungan munculnya teknologi baru dan dukungan update perangkat lunak yang biasanya dibatasi. Sehingga pengguna smartphone perlu berhitung sebelum membeli sebuah smartphone, apakah dengan nilai rupiah dari harga yang dibagi setiap bulannya tersebut sang pengguna dapat membayar "biaya sewa" smartphone yang ia gunakan, dengan pertimbangan harga jual kembali yang terdepresiasi tajam, sebuah smartphone bukan aset investasi layaknya logam mulia.

Sebagai pengguna sekaligus pemerhati smartphone, khususnya pengguna Android sejak 2009 dan sempat menggunakan iphone selama 1 tahun, juga merasakan pengalaman menggunakan berbagai smartphone mulai kategori low end, mid end hingga high end dari beberapa merk (Samsung, iPhone, Lenovo, LG, Asus, Xiaomi), saya mengambil kesimpulan bahwa, saat ini dominasi merk papan atas seperti Samsung dan iPhone sudah mulai tergeser dengan munculnya racikan merk papan bawah menengah yang memberikan pilihan lebih banyak bagi konsumen.

Pada akhirnya, sebuah smartphone hanyalah piranti pendukung kehidupan dan aktifitas kita, menjadi pilihan bagi kita untuk membeli dan menggunakan sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial kita. Ada yang membeli untuk memenuhi gengsi dan meningkatkan kepercayaan diri, ada juga yang dapat memaksimalkan penggunaan dengan smartphone kategori semenjana. 

Xiaomi Mi Note 10 Pro ini berhasil menggoreskan sejarah dengan setup mesin menengah tetapi berhasil mengalahkan skor kamera merk lain dengan setup mesin kelas atas. Diharapkan pabrikan lain dapat mengikuti kompetisi ini dan menghasilkan produk berkualitas dengan harga lebih terjangkau, sehingga konsumen dapat mendapatkan pengalaman teknologi maju dengan harga murah/terjangkau. 

Arif Himawan
05-01-2020

Xiaomi Mi CC9 Pro / Xiaomi Mi Note 10


Loading...