Di balik kesuksesan produk Betadine di masyarakat, banyak yang tidak mengetahui Kahar Tjandra dahulu merupakan anggota Kopassus.
Dilansir dari Wikipedia, Kahar Tjandra tergabung dalam Kopassus saat masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat alias RPKAD.
Perjalanan Kahar Tjandra alias Tjan Ke Hoat menjadi Kopassus melalui pergulatan yang keras.
Kahar Tjandra lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 24 November 1929.
Dia terlahir dari pasangan Hardi Sjarif (Tjan Hok Djia) dan Noviar Sjarif (Gho Keng Djoe).
Awalnya, Kahar Tjandra bercita-cita hendak menjadi arsitek, namun karena jurusan arsitektur ada di ITB Bandung, maka ia mengambil sekolah kedokteran di FKUI, Jakarta.
Lulus kedokteran, dia melanjutkan spesialisasi laboratorium. Dia sempat menjadi dokter di Departemen Kesehatan sebelum masuk wajib militer di RPKAD
Dia menjadi dokter sekaligus perwira kesehatan di RPKAD dan berpangkatnya Letnan Satu.
Mengutip dari beberapa sumber yang menyebutkan, Kahar tak ingin lama menunggu pangkatnya naik menjadi jenderal. Dia ingin berkarier sebagai dokter swasta.
Kala itu, Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo memanggilnya dan membujuk supaya tetap di kesatuan. Namun, dia menjawab dan tetap ingin keluar untuk berkarier.
Kemudia, Kahar Tjandra keluar dari RPKAD dan menjadi dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, selama 20 tahun.
Bisnis mulai dirintisnya pada 1967. Dia mulai terjun ke dunia bisnis dengan membuka Apotek Mahakam.
Latar belakangnya sebagai dokter membuatnya berani terjun berbisnis di industri farmasi.
Melalui PT Mahakam Beta Farma, dia memproduksi obat anti-septik dengan merek dagang Betadine.
@tnilovers18
Link repost https://m.facebook.com/groups/1548942932008480?view=permalink&id=2431739427062155
Loading...